New Era

Permainan seperti ini mengasah kemampuan otak, kemampuan membuat strategi, sikap mudah bersosialisasi, dan membangun EQ. Masih ingatkah permainan apa saja?...

Alasan-Alasan Telat

Telat adalah bagian dari kebudayaan Indonesia. Kamu belum menjadi masyarakat Indonesia yang sejati kalo kamu belum pernah telat. Hal ini lebih penting lagi kalau kamu tinggal di Jakarta...

Minggu, 06 Mei 2012

Burung Garuda



Siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913.
Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.

Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.
Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.
Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.
Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat di marah. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara.
Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.
Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. “Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999,” akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan. Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II,” katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.
Sumber: selokartojaya.blogspot.com

Alasan-Alasan Telat

 
Telat adalah bagian dari kebudayaan Indonesia. Kamu belum menjadi masyarakat Indonesia yang sejati kalo kamu belum pernah telat. Hal ini lebih penting lagi kalau kamu tinggal di Jakarta. Keadaan jalan yang sungguh sulit diprediksi dan berbagai anomalitas lalu lintas lainnya membuat telat adalah sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Nah, kalo sudah telat, biasanya akan banyak keluar excuse alias alasan dari mulut pihak yang telat. Berikut adalah alasan-alasan yang biasa digunakan oleh orang telat.

"Gila, Di [Isi Nama Jalan] Macet Banget!"

Ini adalah sebuah alasan yang paling sering digunakan oleh orang ketika telat, sampai-sampai kalo kamu menggunakan alasan ini ketika telat sekolah, palingan guru kamu cuma bilang, "Jakarta emang macet, kenapa gak berangkat lebih pagi?!". Sesungguhnya, terkadang jalanan di Jakarta memang aneh. Jalanan yang biasanya gak macet sekalipun bisa tiba-tiba jadi macet luar biasa dengan ajaibnya. Jadi yah…sebasi-basinya alasan yang satu ini, sampai kapanpun akan tetap valid jika dikatakan di Jakarta.

"Wah Sorry Men, Gue Harus Nganter Nyokap/Bokap/Adek Gue Dulu"

Alasan ini banyak digunakan orang karena kamu gak bisa marah dong kalo dia harus nganter anggota keluarganya ke suatu tempat terlebih dahulu. Kalo kamu sampe marah, dia bisa bilang "Yah, itu kan nyokap gue. Moso gak gue anterin?!" Nah sekarang jadi kamu yang salah kan. Alasan ini bisa dikatakan sebagai salah satu alasan pamungkas, karena agak sulit juga dikorek kebenarannya. Ya bisa aja sih kalo mau, tapi kamu jadi kesannya gak percayaan gitu.

"Wah Ada Demo nih di [Masukkan Nama Jalan]"

Ini adalah alasan yang populer setelah tahun '98, sebuah masa dimana demo di jalan raya mulai ngetrend. Alasan ini cukup beresiko karena yang namanya demo biasanya selalu masuk berita, dan dengan demikian gampang sekali dikroscek. Kalo mau pake alasan seperti ini, ada baiknya memang saat ada demo beneran.

"Banjir!"

Alasan ini hanya berlaku bagi orang yang memang tinggal di daerah-daerah banjir, seperti misalnya Pulo Raya, Kelapa Gading, atau Pluit. Kalo kamu tinggal di daerah yang hampir gak pernah banjir seperti misalnya Cinere gitu, pastinya alasan kamu ini akan jadi kurang valid. Gunakan alasan ini dengan cerdas.

"Ada Problem Nih…"

Ini adalah alasan yang biasa digunakan orang ketika dia sudah telat lama sampe ditelpon dan ditanya posisinya oleh pihak-pihak yang menunggu. Biasanya alasan ini keluar kalo si orang yang telat emang telat tanpa alasan yang valid dan dia belum menyiapkan alasan. Alasan ini akan menimbulkan kesan misterius, tapi sekaligus memberikan waktu bagi si orang telat untuk mengarang cerita yang keren.

"Sorry sorry. Udah Lama Yah?"

Sesungguhnya yang satu ini bukan alasan dan lebih ke basa-basi aja sih. Ada baiknya sih sebelum kamu berbasa-basi seperti ini, kamu lihat jam dulu dan menilai sendiri: sudah berapa lama kamu telat. Kalo kamu telat lebih dari satu jam, lebih baik kamu diem aja dan langsung traktir makan orang yang kamu biarkan menunggu itu.
Nah itu dia aneka alasan yang sering digunakan orang ketika telat. Kamu punya alasan lain? Boleh lho dishare.

Minggu, 10 Oktober 2010

MULTIMEDIA SMKN 6 JAKARTA

Di SMKN 6 Jakarta terdapat 4 program keahlian. Salah satunya adalah Multimedia. Multimedia adalah sebuah program keahlian di mana kita akan mempelajari tentang banyak hal yang berkecimbung dalam dunia perkomputeran. Program keahlian ini menggabungkan antara seni dan teknologi. Di dalam program keahlian ini, ada pelajaran yang khusus dan wajib dipelajari, yaitu design grafis, animasi,pembuatan film kartun, design web, pembuatan film, trik kamera, dan lain-lain.

Di SMKN 6, program keahlian ini merupakan program keahlian yang terbaik di antara  keempat program keahlian lainnya. Multimedia SMKN 6 Jakarta ini telah menjuarai banyak lomba multimedia di berbagai tingkat. Bahkan Multimedia di sini pernah mewakili Indonesia dalam lomba design grafis di Canada.


Multimedia di SMKN6 Jakarta ini baru dibuka sekitar 3 tahun yang lalu. Jurusan ini berkembang pesat karena jurusan ini sangat mengerti cara belajar yang menyenangkan dan diminati para siswa,sehingga siswa mampu menangkap hasil pembelajaran dengan baik. Tahun ini, SMKN 6 membuka kelas Internasional untuk jurusan multimedia. Untuk masuk di kelas ini, tidak memakai NEM lagi, melainkan dengan tes yang akan diberikan dan tentunya berhubungan dengan Multimedia. Tahun ini, hanya 32 siswa yang lolos dalam test ini.

  1. Profil kemampuan Multi media
    1. Mampu Mengoperasikan periperal Multi media
    2. Mampu Mengembangkan illustrasi digital (freehand)
    3. Mampu Mengembangkan pencitraan digital( adobe photo shop)
    4. Mampu Mengoperasikan software web design (dream waver)
    5. Mampu Mengoperasikan software FTP
    6. Mampu Mengoperasikan animasi 2 dimensi (swish max)
    7. Mampu mengoperasikan software multimedia (Flash)
    8. Mampu merekam dan menyunting suara
    9. Mampu merekam dan menyunting video